Menurut laporan, OpenAI akan merilis “Strawberry” dalam waktu dua minggu sebagai bagian dari layanan ChatGPT-nya. OpenAI bersiap untuk merilis model kecerdasan buatan baru, “Strawberry,” yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan penalaran dalam respons AI. Menurut laporan dari The Information, model baru tersebut akan diintegrasikan ke dalam layanan ChatGPT OpenAI dalam dua minggu ke depan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas respons AI dengan memungkinkan sistem untuk berhenti sejenak dan berpikir sebelum memberikan jawaban, tidak seperti model AI saat ini yang memberikan balasan langsung.
OpenAI akan merilis “Strawberry” dalam waktu dua minggu, memperkenalkan model yang dirancang untuk “berpikir” sebelum menjawab. Strawberry menonjol karena kemampuannya untuk berhenti sejenak dan mempertimbangkan sebelum menjawab. Fitur unik ini memungkinkan AI untuk menghasilkan jawaban yang lebih matang dan bijaksana, memenuhi kebutuhan akan penalaran yang lebih baik dalam AI percakapan. Namun, pendekatan yang bijaksana ini memiliki konsekuensi—penguji melaporkan bahwa Strawberry dapat membutuhkan waktu 10 hingga 20 detik untuk menjawab, penundaan yang signifikan dibandingkan dengan model lain. Meskipun menangani pertanyaan yang rumit secara efisien, waktu respons yang lebih lama dianggap berlebihan untuk pertanyaan yang lugas.
Input dan Output Hanya Teks
Tidak seperti pendahulunya, Strawberry awalnya akan dibatasi pada input dan output teks, tanpa kemampuan untuk memproses gambar atau konten multimedia lainnya. Meskipun ini mungkin tampak seperti batasan, pendekatan hanya teks diharapkan dapat mengurangi kesalahan, seperti halusinasi AI atau informasi yang salah. OpenAI diharapkan untuk meluncurkan model hanya teks “Strawberry” sebagai bagian dari upayanya untuk mengurangi halusinasi AI. Fokus pada keandalan ini dapat membuat Strawberry lebih cocok untuk tugas-tugas yang membutuhkan akurasi dan pemahaman yang lebih mendalam.
Meskipun Strawberry akan menjadi bagian dari ChatGPT, laporan menunjukkan bahwa layanan ini juga akan ditawarkan sebagai layanan mandiri. Namun, detail tentang bagaimana versi mandiri ini akan diimplementasikan masih belum jelas. Model ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang rumit dan bertahap, seperti memecahkan persamaan aljabar atau membuat strategi jangka panjang, berkat keterampilan penalarannya yang canggih.
Biaya Lebih Tinggi dan Batasan Penggunaan
OpenAI memposisikan “Strawberry” sebagai model yang mampu menangani tugas-tugas kompleks yang terdiri dari beberapa langkah seperti memecahkan masalah yang rumit. Kemampuan penalaran Strawberry yang ditingkatkan disertai dengan tuntutan komputasi yang meningkat, yang mengakibatkan waktu respons yang lebih lambat dan biaya penggunaan yang lebih tinggi. Laporan menunjukkan bahwa model tersebut mungkin menyertakan batasan kecepatan, yang membatasi jumlah pesan yang dapat dikirim pengguna per jam. Tingkatan dengan harga yang lebih tinggi dengan waktu respons yang lebih cepat juga dapat diperkenalkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang ahli.
Strawberry merupakan bagian dari strategi OpenAI yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah AI. Proyek ini sebelumnya dikenal sebagai Q atau Q-star dan sejalan dengan dorongan perusahaan untuk mengembangkan model AI yang lebih canggih yang mampu menangani tugas-tugas rumit. Proyek-proyek lain, seperti GPT-Next, juga sedang dalam proses. CEO OpenAI Jepang, Tadao Nagasaki, baru-baru ini mengungkapkan bahwa GPT-Next akan 100 kali lebih kuat daripada GPT-4 dan akan menggabungkan elemen-elemen dari proyek Strawberry.
Dampak Pasar dan Potensi Kenaikan Harga
Para ahli yakin bahwa OpenAI akan merilis “Strawberry” dalam waktu dua minggu untuk mengatasi masalah yang rumit dan bertahap dengan lebih efektif. Pengembangan Strawberry muncul di tengah laporan bahwa OpenAI mungkin akan menaikkan harga langganannya, dengan beberapa paket mungkin mencapai hingga $2.000 per bulan. Meskipun tidak jelas apakah harga ini akan berlaku untuk Strawberry, perusahaan tersebut menghadapi peningkatan biaya saat meningkatkan infrastruktur AI-nya. Dengan investasi besar dari Microsoft, Nvidia, dan Apple, valuasi OpenAI diperkirakan akan melampaui $100 miliar, tetapi tingginya biaya pengembangan sistem AI canggih seperti Strawberry tetap menjadi tantangan.
Dengan demikian, Strawberry menandai langkah maju yang signifikan dalam penalaran AI, dengan kemampuannya untuk berhenti sejenak dan berpikir sebelum merespons. Namun, waktu responsnya yang lebih lama dan biaya yang lebih tinggi dapat membatasi daya tariknya bagi pengguna yang mencari jawaban instan. Komunitas AI akan mengamati dengan saksama untuk melihat bagaimana kinerja Strawberry setelah tersedia.
Baca Juga: Kekhawatiran Global Meningkat saat China Menolak Cetak Biru Larangan AI dalam Penggunaan Militer.