Chegg, sebuah perusahaan pendidikan online yang berbasis di Santa Clara, kembali mengumumkan PHK, memangkas 319 pekerjaan, atau 21% dari tenaga kerjanya. Hal ini menandai pengurangan staf besar-besaran yang kedua hanya dalam waktu enam bulan, yang menandakan tantangan besar bagi perusahaan yang sedang bergulat dengan dampak disruptif dari alat AI generatif dan fitur pencarian Google yang terus berkembang.
PHK tersebut diungkapkan dalam pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) pada hari Selasa, bertepatan dengan laporan keuangan triwulanan yang suram. Chegg melaporkan kerugian melebihi $212 juta antara bulan Juli dan September, melanjutkan pola penurunan pendapatan selama tiga tahun terakhir.
CEO Nathan Schultz mengakui keadaan sulit ini dan menggambarkannya sebagai “masa sulit” bagi perusahaan. PHK tersebut merupakan bagian dari upaya restrukturisasi yang lebih luas yang bertujuan untuk memotong biaya dan membentuk kembali fokus perusahaan. Chegg memperkirakan pemotongan ini akan menghemat antara $60 dan $70 juta pada tahun 2025, menyusul langkah pemotongan biaya serupa pada bulan Juni yang menyebabkan 441 karyawan diberhentikan.
Namun, meskipun ada langkah-langkah ini, prospek keuangan Chegg tetap suram. Perusahaan ini telah melaporkan kerugian sebesar $830 juta sepanjang tahun ini hingga bulan September, dan harga sahamnya telah anjlok dari nilai tertinggi di era pandemi, sehingga kapitalisasi pasarnya hanya sebesar $159 juta dibandingkan dengan puncaknya yang mencapai hampir $12 miliar pada tahun 2021.
AI dan Google: Pendorong Utama Tantangan Chegg
Schultz menunjuk pada dua faktor utama yang mengikis bisnis Chegg: kemajuan dalam kecerdasan buatan dan perubahan pada platform pencarian Google. Alat AI seperti ChatGPT OpenAI dengan cepat mendapatkan daya tarik di kalangan siswa, memberikan alternatif gratis dan berkemampuan tinggi dibandingkan layanan berbayar Chegg, seperti pemeriksa tata bahasa, alat plagiarisme, dan solusi buku teks langkah demi langkah.
“Kemajuan terkini dalam pengalaman pencarian AI dan penerapan layanan AI generatif gratis dan berbayar oleh siswa telah menciptakan hambatan bagi industri kami,” kata Schultz. Chatbot AI generatif memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan mendetail dan menerima respons instan yang dipersonalisasi—penawaran menarik bagi siswa yang mencari bantuan pekerjaan rumah atau panduan belajar.
Selain itu, pengenalan ringkasan pencarian bertenaga AI yang baru-baru ini dilakukan oleh Google, yang memberikan jawaban dan ikhtisar langsung di atas hasil pencarian tradisional, semakin mengurangi lalu lintas web ke Chegg. Schultz mengkritik perubahan ini, dengan mengatakan Google telah bertransisi “dari titik asal pencarian ke tujuan,” membatasi kebutuhan pengguna untuk mengunjungi situs web lain, termasuk Chegg.
Kerugian Pelanggan dan Pendapatan yang Menurun
Dampak perubahan teknologi terhadap bisnis Chegg sangat besar. Perusahaan telah mengalami penurunan lalu lintas web yang signifikan dan hilangnya lebih dari 500.000 pelanggan sejak peluncuran ChatGPT pada tahun 2022. Banyak dari mantan pelanggan ini membayar hampir $20 per bulan untuk layanan Chegg. Penurunan tajam dalam pendapatan langganan ini telah memberikan tekanan besar pada perusahaan, yang selama ini mengandalkan pertumbuhan basis pelanggan yang stabil untuk mempertahankan model bisnisnya.
Hasil keuangan Chegg mengungkapkan besarnya permasalahan: pendapatan untuk periode Juli hingga September telah menurun selama tiga tahun berturut-turut. Meskipun perusahaan ini mendapat manfaat dari lonjakan permintaan selama lonjakan pembelajaran online selama pandemi, perusahaan ini kesulitan beradaptasi dengan kondisi pasca-pandemi, di mana alat AI dengan cepat mengubah cara siswa mengakses sumber daya pendidikan.
Menjelajahi AI sebagai Jalan ke Depan
Terlepas dari tantangan yang ada, Chegg berupaya untuk beralih ke masa depan yang merangkul AI, bukan melawannya. Schultz mengungkapkan bahwa perusahaan telah membentuk “arena” untuk mengevaluasi berbagai model AI dan berupaya mengintegrasikan teknologi AI ke dalam platform pembelajarannya yang lebih luas. Tujuannya adalah untuk menciptakan “perjalanan pembelajaran” yang lebih komprehensif bagi siswa yang menggabungkan alat Chegg yang ada dengan kemampuan AI modern.
Meskipun perubahan ini dapat membuka peluang baru, masih belum jelas apakah Chegg dapat berhasil bersaing dengan alat AI yang sudah ada atau mendapatkan kembali basis pelanggannya yang hilang. Pimpinan perusahaan telah menyatakan optimismenya namun mengakui bahwa jalan menuju pemulihan akan sulit.
Gambaran Pasar yang Suram
Jatuhnya Chegg secara dramatis menggarisbawahi tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada model lama dalam lanskap digital yang berkembang pesat. Pernah menjadi pemain dominan di bidang pendidikan online, kapitalisasi pasar Chegg telah menurun lebih dari 98% dari puncaknya pada tahun 2021. Keruntuhan ini mencerminkan perlambatan yang lebih luas di sektor edtech dan perjuangan khusus Chegg untuk beradaptasi dengan persaingan yang didorong oleh AI.
Walaupun PHK dan pemotongan biaya mungkin memberikan keringanan sementara, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan bahwa perubahan struktural yang lebih mendalam akan diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Untuk saat ini, Chegg berfokus pada penyediaan layanan pesangon dan penempatan kerja bagi karyawannya yang diberhentikan, sambil berupaya menemukan jalan ke depan dalam pasar yang semakin padat dan kompetitif.
Tantangan Chegg menyoroti dampak disruptif AI generatif terhadap industri tradisional, khususnya industri yang bergantung pada model berbasis langganan. Munculnya alat seperti ChatGPT dan platform pencarian Google yang disempurnakan dengan AI telah mengubah secara mendasar cara siswa mengakses informasi dan sumber daya pendidikan, membuat perusahaan seperti Chegg kesulitan untuk tetap relevan. Saat Chegg mengeksplorasi strategi dan teknologi baru, kemampuannya untuk beradaptasi dan berinovasi akan menentukan apakah Chegg dapat memperoleh kembali posisinya di pasar atau menjadi korban lain dari revolusi AI.