General Motors (GM) terlibat dalam dua tuntutan hukum class action besar di Amerika Serikat, dengan penggugat menuduh adanya cacat berbahaya pada berbagai model Chevrolet, GMC, dan Buick. Tuntutan hukum tersebut mengklaim bahwa masalah perakitan shifter mencegah kendaraan yang terkena dampak berpindah ke posisi Park dengan benar, sehingga tidak mungkin bagi pemilik untuk mematikan mobil mereka. Masalah ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko keselamatan bagi pemilik dan penumpang.
Kesalahan “Pergeseran ke Parkir” yang Terus Menerus Membuat Pengemudi Terdampar
Salah satu keluhan utama dalam kedua tuntutan hukum tersebut adalah pesan “Shift to Park” yang terus-menerus muncul di dasbor, bahkan ketika kendaraan tampak dalam keadaan Park. Kesalahan ini dapat membuat pengemudi tidak dapat mematikan mobilnya, yang pada akhirnya membuat mesin tidak berfungsi dan dapat menguras baterai dengan cepat. Pemilik melaporkan bahwa masalah ini menyebabkan mereka mengandalkan solusi darurat, seperti menggoyangkan tuas transmisi beberapa kali agar mobil mengenali bahwa ia sedang dalam keadaan parkir. Namun, solusi ini pun tidak menjamin keberhasilan pemadaman listrik, dan para pengemudi terpaksa tidak punya pilihan selain meminta bantuan di pinggir jalan.
Kesadaran GM akan Kesalahan: Buletin Servis 2018
Menurut pengajuan pengadilan, GM telah mengetahui masalah ini setidaknya sejak bulan Juni 2018. Pada saat itu, produsen mobil tersebut mengeluarkan buletin layanan teknis kepada dealer GMC, memberi tahu mereka tentang masalah tersebut dan memberi tahu bahwa model tertentu mungkin tidak mati saat dipindahkan ke Park. . Terlepas dari pengakuan ini, GM belum merilis perbaikan yang efektif dan permanen, sehingga menyebabkan ribuan pemilik berada dalam posisi yang sulit. Kurangnya solusi selama enam tahun terakhir hanya menambah rasa frustrasi dan, pada akhirnya, berujung pada tindakan hukum terhadap produsen mobil tersebut.
Gugatan Class Action Mendapatkan Momentum
Gugatan pertama diajukan di Memphis, Tennessee, oleh penggugat Rilla Jefferson, yang mengklaim GMC Acadia 2017 miliknya terkena dampak cacat shifter. Jefferson menuduh GM melanggar garansi kendaraannya dan dealernya tidak melakukan upaya untuk mengatasi atau memperbaiki kesalahan tersebut. Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Barat Tennessee memberikan sertifikasi kelas untuk gugatan tersebut tahun lalu, yang memungkinkan semua pembeli dan penyewa model Acadia yang memenuhi syarat untuk bergabung dalam kasus ini.
Meskipun gugatan Jefferson hanya berfokus pada kendaraan GMC Acadia, gugatan class action lainnya, yang diajukan oleh Mark Riley, ditujukan pada model GM yang lebih luas. Gugatan yang diperluas ini mencakup GMC Acadia 2017-2019, Chevrolet Blazer 2019, Chevrolet Malibu 2016-2019, Chevrolet Traverse 2018-2019, dan Chevrolet Volt 2016-2019. Model Buick Encore yang diproduksi antara tahun 2020 dan 2023 juga termasuk dalam gugatan tersebut, sehingga memperluas jangkauan calon penggugat secara signifikan.
Potensi Konsekuensi bagi Pengemudi
Pada pandangan pertama, cacat “Shift to Park” mungkin tampak seperti masalah kecil. Namun, ketika kendaraan tidak dapat dimatikan sebagaimana mestinya, dampaknya terhadap pengemudi bisa sangat besar. Misalnya saja, kondisi idle dalam waktu lama yang disebabkan oleh kegagalan perpindahan gigi ke posisi Parkir dapat menguras baterai kendaraan, sehingga berpotensi menyebabkan pengemudi berada dalam situasi yang tidak aman atau tidak nyaman. Selain itu, jika kendaraan tidak dapat berpindah gigi dengan benar, pengemudi mungkin tidak dapat melepas kunci, sehingga semakin memperumit masalah. Permasalahan ini, menurut penggugat, dapat membuat pemilik rumah terkena risiko keselamatan dan beban keuangan.
Hari GM di Pengadilan: Pengadilan Ditetapkan pada Januari 2025
Tanpa adanya penyelesaian, GM kini harus menghadapi konsekuensi dari dugaan cacat desain ini di pengadilan. Tanggal persidangan telah ditetapkan pada 13 Januari 2025, yang mana pada saat itu GM perlu menangani klaim dan bukti yang diajukan oleh kedua kelompok penggugat. Taruhannya besar bagi GM, karena keputusan yang merugikan produsen mobil tersebut dapat menghasilkan kompensasi finansial yang besar bagi pemilik kendaraan yang terkena dampaknya dan mungkin mengharuskan GM untuk menerapkan program penarikan kembali atau retrofit untuk memperbaiki masalah ini untuk selamanya.
Melihat ke Depan
Seiring dengan perkembangan tuntutan hukum, tim hukum dan hubungan masyarakat GM kemungkinan besar berupaya untuk mengurangi potensi dampak dari klaim ini. Jika penggugat berhasil, kasus ini dapat membuka jalan bagi tindakan serupa dan menimbulkan dampak jangka panjang terhadap reputasi dan keuntungan GM. Sementara itu, pemilik kendaraan yang terkena dampak masih mengharapkan solusi yang dapat menghindarkan mereka dari ketidaknyamanan dan risiko keselamatan yang ditimbulkan oleh cacat “Shift to Park” yang terus-menerus terjadi.
Meskipun GM telah menjadi pemain penting di pasar otomotif selama beberapa dekade, isu-isu seperti ini menjadi pengingat akan kompleksitas dan potensi bahaya desain otomotif, terutama seiring dengan semakin terintegrasinya teknologi ke dalam sistem kendaraan. Hasil akhir dari tuntutan hukum ini mungkin mempengaruhi tidak hanya GM namun juga industri otomotif secara keseluruhan, terutama dalam hal akuntabilitas dan tanggap terhadap keluhan keselamatan pelanggan.