Microsoft telah mengumumkan gelombang PHK lainnya di divisi game-nya, dengan memangkas sekitar 650 pekerjaan. Keputusan ini diambil hanya delapan bulan setelah perusahaan memberhentikan 1.900 karyawan menyusul akuisisi Activision Blizzard senilai $68,7 miliar. Meskipun putaran PHK terbaru lebih kecil, hal ini mencerminkan upaya berkelanjutan Microsoft untuk merestrukturisasi divisi game-nya demi kesuksesan jangka panjang setelah akuisisi.
Sejak mengakuisisi Activision Blizzard, Microsoft telah melakukan penyesuaian signifikan pada divisi game-nya. Akuisisi ini membawa beberapa waralaba game terkemuka, termasuk Call of Duty, World of Warcraft, dan Candy Crush, di bawah naungan Microsoft, sehingga meningkatkan kehadirannya di industri game. Namun, akuisisi besar-besaran ini memerlukan restrukturisasi untuk menyelaraskan sumber daya dan tim secara efisien.
Dalam memo internal yang dibagikan kepada karyawan dan kemudian dibocorkan oleh IGN, Phil Spencer, kepala Xbox, menjelaskan bahwa PHK ini merupakan bagian dari upaya untuk merampingkan operasi setelah akuisisi Activision Blizzard. Ia menyatakan bahwa keputusan tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk “menyelaraskan struktur tim pascaakuisisi dan mengelola bisnis kami” guna memastikan keberhasilan jangka panjang, meskipun hal itu mengakibatkan hilangnya pekerjaan.
Fokus pada Peran Perusahaan dan Dukungan
Menurut memo Spencer, mayoritas dari 650 PHK tersebut akan menyasar posisi korporat dan pendukung, bukan tim kreatif atau pengembangan game. Strategi ini memungkinkan Microsoft untuk mengurangi biaya operasional tanpa memengaruhi kemampuannya untuk memproduksi game. Dengan memangkas operasi back-end, perusahaan berharap dapat mempertahankan momentum pengembangan game dan terus mengirimkan produk tanpa mengganggu jadwal produksi.
Spencer meyakinkan karyawan dan komunitas game bahwa tidak ada game, perangkat, atau pengalaman bermain game lainnya yang akan dibatalkan karena PHK tersebut. Selain itu, tidak ada studio yang akan ditutup kali ini, perbedaan yang signifikan dari PHK sebelumnya, yang mengakibatkan penutupan beberapa studio game terkenal, termasuk Tango Gameworks dan Arkane Austin.
PHK dan Penutupan Studio Sebelumnya
PHK terbaru ini menyusul gelombang PHK sebelumnya pada Januari 2023, saat Microsoft mengurangi tenaga kerja game sebanyak *11.900 karyawan sebagai bagian dari PHK yang lebih besar di seluruh perusahaan yang berdampak pada 10.000 pekerja. Restrukturisasi sebelumnya juga mengakibatkan penutupan beberapa studio game, seperti Tango Gameworks, yang dikenal dengan Ghostwire: Tokyo, dan Arkane Austin, pengembang Redfall. Penutupan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan gamer dan profesional industri tentang potensi dampak pada proyek pengembangan game Microsoft di masa mendatang.
Meskipun mengalami kemunduran ini, Microsoft terus menekankan strategi jangka panjangnya untuk berinvestasi dalam pertumbuhan game. Spencer menegaskan kembali dalam memonya bahwa PHK ini merupakan langkah yang diperlukan bagi perusahaan untuk memposisikan dirinya demi kesuksesan di masa mendatang, terutama mengingat kompleksitas dalam mengintegrasikan Activision Blizzard ke dalam operasinya yang sudah ada.
Poin penting yang meyakinkan dari memo Spencer adalah bahwa tidak ada proyek game, peluncuran perangkat keras, atau layanan game yang sedang berjalan yang akan terpengaruh oleh restrukturisasi. Ini adalah berita baik bagi komunitas game, yang telah menyatakan kekhawatiran tentang bagaimana PHK dapat memengaruhi judul-judul mendatang atau upaya pengembangan yang sedang berlangsung.
Spencer menekankan bahwa fokus PHK tersebut adalah pada peningkatan efisiensi dalam perusahaan, bukan pada pengurangan kapasitasnya untuk mengembangkan game. Dengan portofolio yang mencakup waralaba populer seperti Halo, Forza, dan Gears of War, serta properti baru dari Activision Blizzard, Microsoft ingin menghindari gangguan apa pun pada produksi gamenya. Perusahaan tetap berkomitmen untuk memperluas layanan berlangganannya, Xbox Game Pass, dan berinvestasi dalam teknologi cloud gaming, yang dipandang penting bagi masa depan game.
Strategi Jangka Panjang Microsoft
PHK di Microsoft terjadi di tengah tren restrukturisasi yang lebih luas di seluruh industri teknologi, karena perusahaan menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang terus berkembang, meningkatnya biaya operasional, dan perubahan perilaku konsumen. Keputusan Microsoft untuk memfokuskan PHK-nya pada peran korporat dan pendukung menunjukkan bahwa perusahaan memprioritaskan kekuatan intinya dalam pengembangan game sambil berupaya mengoptimalkan operasinya di area non-kreatif.
Akuisisi **Activision Blizzard** merupakan inti dari strategi permainan jangka panjang Microsoft, dan memo Spencer menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk memastikan integrasi yang lancar. Dengan menghilangkan redundansi dan menata ulang bisnisnya, Microsoft bertujuan untuk tetap kompetitif di pasar permainan yang semakin ramai dan berubah dengan cepat.
Meskipun PHK tidak pernah mudah, terutama bagi mereka yang terkena dampak langsung, keputusan Microsoft untuk mengurangi tenaga kerja game sebanyak **650 karyawan** tampaknya merupakan langkah strategis yang bertujuan untuk memastikan keberhasilan jangka panjang. Dengan memfokuskan PHK ini pada fungsi korporat dan dukungan, perusahaan memposisikan dirinya untuk terus mengembangkan game dan layanan papan atas tanpa mengorbankan potensi masa depannya.
Seiring dengan integrasi Activision Blizzard dan penyempurnaan model bisnis Microsoft untuk mencerminkan skala divisi game yang diperluas, fokusnya tetap pada pertumbuhan dan daya saing di pasar game global. Meskipun menghadapi tantangan restrukturisasi, perusahaan tampaknya tengah meletakkan fondasi untuk kesuksesan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang, sembari mempertahankan komitmennya terhadap inovasi dan kualitas dalam pengembangan game.