Mira Murati mencari $100 juta untuk usaha AI baru, yang bertujuan untuk mengembangkan produk mutakhir berdasarkan model eksklusif. Mira Murati, mantan Chief Technology Officer (CTO) OpenAI, sedang dalam tahap awal mencari pendanaan lebih dari $100 juta untuk usaha AI barunya. Menurut sumber yang dekat dengan masalah tersebut, startup baru ini akan fokus pada pengembangan produk AI berdasarkan model kepemilikan. Meskipun masih belum pasti apakah Murati akan mengambil peran CEO, ada spekulasi bahwa dia bisa memimpin perusahaan tersebut.
Usaha baru Murati mungkin juga melibatkan kolaborasi dengan Barret Zoph, seorang peneliti AI terkemuka yang meninggalkan OpenAI pada waktu yang sama dengannya. Zoph, yang memiliki rencana untuk memulai perusahaannya sendiri, telah dikaitkan dengan usaha Murati, dan laporan menunjukkan bahwa dia telah merekrut mantan karyawan OpenAI. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya minat terhadap startup AI baik dari investor maupun talenta teknologi.
Kontribusi Signifikan di OpenAI
Orang dalam industri ini mengamati dengan cermat Mira Murati mencari $100 juta untuk usaha AI baru di tengah gelombang kepergian eksekutif dari OpenAI. Selama enam tahun masa jabatannya di OpenAI, Murati memainkan peran utama dalam mengembangkan produk-produk utama seperti ChatGPT dan DALL-E. Dia juga berperan penting dalam kemitraan OpenAI yang bernilai miliaran dolar dengan Microsoft, pendukung keuangan terbesarnya. Karyanya mengokohkan statusnya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di sektor AI.
Murati bergabung dengan OpenAI pada tahun 2018 dan dipromosikan menjadi CTO pada tahun 2022. Sebelum bergabung dengan firma riset AI, ia bekerja di Leap Motion dan Tesla, keduanya merupakan pemimpin dalam teknologi augmented reality dan kendaraan listrik. Di OpenAI, dia sering mewakili perusahaan bersama CEO Sam Altman, khususnya saat peluncuran GPT-4o. Kepergiannya yang tiba-tiba pada bulan September 2024 bertepatan dengan restrukturisasi model tata kelola OpenAI yang lebih luas.
Keberangkatan Profil Tinggi Lainnya dari OpenAI
Saat merekrut mantan talenta OpenAI, Mira Murati mencari $100 juta untuk usaha AI baru guna membentuk tim terampil yang berdedikasi pada penelitian inovatif. Murati bukan satu-satunya mantan eksekutif OpenAI yang menekuni usaha baru. Ilya Sutskever, salah satu pendiri dan mantan Kepala Ilmuwan di OpenAI, baru-baru ini meluncurkan “Safe Superintelligence Inc.”, yang mengumpulkan pendanaan sebesar $1 miliar. Andrej Karpathy, mantan kepala AI di Tesla dan peneliti utama OpenAI, juga mendirikan startup yang berfokus pada pendidikan AI. Selain itu, Jan Leike dan John Schulman, dua tokoh kunci dari OpenAI, telah bergabung dengan Anthropic, pesaing yang berfokus pada keamanan AI.
Refleksi Murati Tentang Keberangkatan
Dalam postingan media sosial pasca kepergiannya, Murati menyatakan telah meluangkan waktu untuk merenung sebelum mengambil keputusan. Dia menyatakan keinginannya untuk mencari peluang baru dan fokus pada proyek kepentingan pribadi. Sam Altman, CEO OpenAI, secara terbuka memuji kontribusinya, mencatat peran sentralnya dalam beberapa proyek perusahaan yang paling sukses.
Gelombang kepergian ini menunjukkan bahwa meskipun OpenAI terus memimpin dalam kemajuan AI, mantan karyawannya melihat potensi yang signifikan dalam meluncurkan usaha mereka sendiri. Pesatnya pertumbuhan sektor AI kemungkinan akan mendorong lebih banyak upaya serupa di masa depan.
Masa Depan Inovasi AI
Keluarnya eksekutif seperti Mira Murati dari OpenAI menandai momen penting dalam industri AI. Situasi ini juga menyoroti konteks yang lebih luas dari inovasi dan investasi AI. Ketika Murati dan rekan-rekannya mencari pendanaan untuk startup mereka, hal ini mencerminkan meningkatnya minat investor dalam mendukung solusi AI alternatif di luar perusahaan mapan seperti OpenAI. Pergeseran ini dapat mendemokratisasi pengembangan AI, sehingga memungkinkan entitas yang lebih kecil untuk muncul dan menantang status quo.
Meskipun demikian, potensi fragmentasi talenta di sektor AI juga dapat menyebabkan perbedaan prioritas dan pertimbangan etika. OpenAI telah memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam mempromosikan AI yang aman dan bertanggung jawab. Kepergian para tokoh kunci menimbulkan pertanyaan apakah startup baru akan mematuhi standar etika yang sama atau memprioritaskan keuntungan dan perkembangan pesat dibandingkan keselamatan dan keselarasan dengan nilai-nilai sosial.
Baca Juga: Orang Tua Menuntut Sekolah: Siswa Dikenakan Disiplin Karena Menggunakan Alat AI.