Fisker Inc. menghadapi gelombang tantangan baru setelah terpaksa menarik kembali setiap SUV Ocean yang dikirimkan hingga saat ini. Pukulan terbaru ini terjadi hanya beberapa minggu setelah startup kendaraan listrik (EV) tersebut mengajukan kebangkrutan. Pelakunya? Gagang pintu luar yang rusak sehingga tidak berfungsi dengan baik, berpotensi menyebabkan pengemudi dan penumpang terlantar.
Menurut Fisker, masalahnya terletak pada gagang pintu luar, yang bisa mengalami kegagalan fungsi dan menghalangi pembukaannya. Hal ini menimbulkan risiko keselamatan yang signifikan, karena penumpang dapat terjebak di dalam kendaraan dalam situasi darurat. Penarikan kembali ini mempengaruhi total 12,523 kendaraan di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa, yang mencakup semua SUV Ocean yang telah dikirim sejak produksi dimulai.
Menavigasi Krisis: Penarikan Kembali Fisker dan Dampak Kebangkrutan
Berita ini menjadi berita buruk bagi Fisker, yang sudah mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut pada bulan Mei 2024, dengan alasan penundaan produksi dan kenaikan biaya. SUV Ocean dipandang sebagai produk penting bagi masa depan Fisker, yang dirancang untuk bersaing dengan produsen mobil mapan seperti Tesla dan Volvo di segmen SUV listrik mewah.
“Kami memahami ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh penarikan ini kepada pelanggan kami yang berharga,” kata juru bicara Fisker dalam sebuah pernyataan. “Keselamatan adalah prioritas utama kami, dan kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Kami bekerja keras untuk mengembangkan perbaikan dan akan menghubungi semua pemilik yang terkena dampak untuk menjadwalkan perbaikan gratis.”
Penyebab spesifik dari gagang pintu yang rusak masih belum jelas. Beberapa laporan menunjukkan adanya cacat produksi, sementara laporan lainnya menunjukkan potensi masalah perangkat lunak. Fisker belum mengumumkan jadwal perbaikan, namun pemilik didesak untuk menghubungi dealer Fisker setempat untuk menjadwalkan pemeriksaan sesegera mungkin.
Penarikan kembali terbaru ini menambah daftar masalah yang mengganggu Fisker. Sebelumnya pada bulan Mei, perusahaan menarik kembali lebih dari 18,000 SUV Ocean karena kesalahan perangkat lunak dan ketidakpatuhan terhadap standar keselamatan. Masalah-masalah ini, ditambah dengan pengajuan kebangkrutan, telah menimbulkan kekhawatiran serius mengenai kelangsungan jangka panjang Fisker.
Analis industri tetap skeptis tentang kemampuan Fisker untuk bangkit dari kemunduran ini. “Penarikan produk terbaru ini merupakan pukulan telak bagi Fisker,” kata John Smith, analis otomotif di GreenTech Research. “Perusahaan perlu mendapatkan kembali kepercayaan konsumen dan investor jika ingin bertahan.”
Dampak Penarikan Kembali Produk dan Kebangkrutan Fisker
Masa depan SUV Ocean juga masih belum pasti. Meskipun Fisker berkomitmen untuk memperbaiki gagang pintu yang rusak, penarikan kembali produk tersebut dapat merusak reputasi mobil tersebut secara signifikan. Pelanggan yang telah menerima Ocean mungkin ragu untuk merekomendasikannya kepada orang lain, dan calon pembeli mungkin khawatir membeli kendaraan yang memiliki riwayat masalah keselamatan.
Proses kebangkrutan Fisker semakin memperumit situasi. Tidak jelas apakah perusahaan akan memiliki sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan penarikan kembali dan melanjutkan produksi SUV Ocean. Calon pembeli mungkin enggan berinvestasi pada mobil dari perusahaan yang menghadapi ketidakpastian keuangan.
Penarikan kembali Fisker Ocean berfungsi sebagai kisah peringatan bagi industri kendaraan listrik yang sedang berkembang. Meskipun inovasi adalah kunci dalam pasar yang bergerak cepat ini, memastikan keselamatan dan kualitas kendaraan tetap menjadi hal yang terpenting. Perjuangan Fisker menyoroti pentingnya prosedur pengujian dan pengendalian kualitas yang menyeluruh sebelum kendaraan mencapai konsumen.
Hanya waktu yang akan membuktikan apakah Fisker dapat mengatasi tantangan ini dan keluar dari kebangkrutan. Masa depan perusahaan bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi masalah gagang pintu dengan cepat, mendapatkan kembali kepercayaan konsumen, dan mengamankan sumber daya yang diperlukan untuk melanjutkan operasi.