OpenAI dilaporkan bersiap untuk melakukan perubahan signifikan, merestrukturisasi bisnis intinya menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. OpenAI menghapus organisasi nirlaba dan memberikan ekuitas kepada Altman untuk menyelaraskan tujuan perusahaan dengan kepentingan investor. Pergeseran ini akan menandai perubahan dari struktur saat ini, di mana perusahaan dikendalikan oleh dewan nirlaba. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik OpenAI di mata investor.
Meskipun dewan nirlaba tidak lagi memegang kendali, dewan tersebut akan terus ada dan mempertahankan saham minoritas di perusahaan nirlaba tersebut. Orang dalam mengatakan hal ini dapat berdampak besar pada cara OpenAI mengelola risiko yang terkait dengan kecerdasan buatan di bawah struktur tata kelola barunya.
Sam Altman Akan Mendapatkan Ekuitas
CEO Sam Altman akan menerima ekuitas di perusahaan nirlaba yang baru terstruktur ini, yang pertama sejak perusahaan tersebut didirikan. Sumber menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat bernilai sekitar $150 miliar pasca-restrukturisasi. OpenAI juga menjajaki penghapusan batasan pengembalian investor, yang bertujuan untuk menarik lebih banyak modal. Prosesnya masih dalam tahap finalisasi dengan tim hukum dan pemegang saham, dan jangka waktunya masih belum jelas.
“Kami fokus untuk membangun AI yang bermanfaat bagi semua orang, dan organisasi nirlaba adalah inti dari misi kami,” kata juru bicara OpenAI. Peran dewan nirlaba dalam memastikan misi perusahaan akan terus berlanjut, meskipun pengaruhnya akan berkurang.
Perubahan Tata Kelola dan Pergeseran Kepemimpinan
Sebagai bagian dari perubahan tata kelola, OpenAI menghapus organisasi nirlaba dan memberikan ekuitas kepada Altman, sehingga berpotensi meningkatkan penilaian perusahaan menjadi $150 miliar. Restrukturisasi yang diusulkan terjadi di tengah perubahan kepemimpinan di OpenAI. Mira Murati, Chief Technology Officer perusahaan, mengumumkan pengunduran dirinya yang mendadak minggu ini, sementara Presiden OpenAI Greg Brockman saat ini sedang cuti. Penyesuaian kepemimpinan ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana perusahaan akan mengarahkan tata kelolanya di masa depan.
OpenAI didirikan pada tahun 2015 sebagai organisasi penelitian AI nirlaba. Pada tahun 2019, OpenAI menambahkan entitas nirlaba, OpenAI LP, sebagai anak perusahaan untuk membantu meningkatkan modal. Microsoft menjadi salah satu investor utamanya, menyediakan dana penting untuk inisiatif penelitiannya.
Keberhasilan ChatGPT telah meningkatkan valuasi perusahaan dari $14 miliar pada tahun 2021 menjadi $150 miliar saat ini. Investor seperti Thrive Capital dan Apple telah menunjukkan minat yang kuat terhadap perusahaan tersebut, dan ingin memanfaatkan pertumbuhan pesatnya di industri AI.
Kekhawatiran Keamanan AI Timbul
Struktur unik OpenAI, yang awalnya menempatkan kendali penuh atas anak perusahaan nirlaba di tangan organisasi nirlaba, dirancang untuk memastikan pengembangan kecerdasan umum buatan (AGI) yang aman. Namun, dengan potensi penghapusan kendali nirlaba, beberapa pakar di komunitas keselamatan AI telah menyuarakan kekhawatirannya.
Perusahaan baru-baru ini membubarkan tim superalignmentnya, yang berfokus pada risiko AI jangka panjang, sehingga semakin meningkatkan kekhawatiran ini. Kekhawatiran terhadap keamanan AI muncul ketika OpenAI menghapus organisasi nirlaba dan memberikan ekuitas kepada Altman, sehingga mengurangi pengaruh dewan nirlaba tersebut.
Konflik Ruang Rapat
Tahun lalu, OpenAI menjadi pusat konflik besar di ruang rapat ketika dewan nirlaba memecat Altman karena masalah komunikasi dan hilangnya kepercayaan. Setelah lima hari, Altman dipekerjakan kembali dengan dukungan karyawan dan investor. Sejak itu, dewan direksi telah berganti, dengan Bret Taylor, mantan co-CEO Salesforce, kini menjabat sebagai ketuanya.
Investor umumnya mendukung penghapusan kendali nirlaba, percaya bahwa hal itu akan memungkinkan OpenAI beroperasi lebih seperti startup pada umumnya. Namun, para pendukung keamanan AI tetap memperhatikan dengan cermat, karena khawatir akan potensi hilangnya akuntabilitas dalam upaya OpenAI terhadap AGI.
Jumlah ekuitas yang akan diterima Altman masih belum jelas. Meskipun sudah menjadi miliarder dari usaha startup sebelumnya, Altman sebelumnya menolak kepemilikan saham di OpenAI untuk mempertahankan dewan yang tidak tertarik dan tidak memiliki kepentingan finansial pribadi. Keterlibatannya dalam restrukturisasi selanjutnya dapat menyelaraskannya dengan arah baru OpenAI, yang diharapkan menyerupai pesaing seperti Anthropic dan xAI milik Elon Musk, yang keduanya disusun sebagai perusahaan yang memberikan manfaat.
Baca Juga: Kepala Teknologi OpenAI Mira Murati Keluar, Menandai Keluarnya Pimpinan Besar.