Dalam perkembangan yang mengejutkan, industri otomotif India mengalami penjualan mobil yang lebih rendah dari perkiraan selama musim perayaan baru-baru ini, yang biasanya merupakan periode puncak pembelian kendaraan. Menurut sebuah laporan, kemerosotan ini mengakibatkan persediaan yang tidak terjual senilai sekitar ₹79.000 crore, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi produsen dan dealer. Permintaan yang lemah ini sangat kontras dengan tahun-tahun sebelumnya ketika musim perayaan, yang dipicu oleh tingginya belanja konsumen, menyebabkan lonjakan pembelian mobil di seluruh negeri.
Penyebab Dibalik Rendahnya Penjualan Hari Raya:
Pakar industri mengaitkan penurunan penjualan mobil dengan sejumlah masalah. Salah satu penyebab utamanya adalah meningkatnya biaya kepemilikan, yang diperparah dengan kenaikan harga mobil baru-baru ini dan kenaikan suku bunga pinjaman mobil. Belanja konsumen juga menjadi lebih konservatif karena ketidakpastian perekonomian, dengan banyaknya calon konsumen yang memilih untuk menunda atau tidak membeli mobil baru.
Gangguan rantai pasokan yang berkepanjangan juga berdampak pada industri ini, sehingga menunda peluncuran model-model yang disukai secara tepat waktu. Meskipun sebagian besar industri telah pulih dari kelangkaan semikonduktor terkait pandemi COVID-19, beberapa segmen masih terkena dampaknya, terutama model-model kelas atas yang memerlukan sirkuit canggih. Penjualan secara keseluruhan terkena dampak kekurangan ini karena jumlah kendaraan yang tersedia dan permintaannya tinggi lebih sedikit.
Penumpukan Inventaris di Seluruh Produsen Mobil Besar:
Banyak produsen mobil besar mempunyai simpanan mobil yang belum terjual dalam jumlah besar akibat penurunan permintaan ini. Dealer di seluruh dunia mengeluhkan perputaran persediaan yang lambat, dan banyak yang merasa kesulitan untuk menyingkirkan model tahun lalu. Karena persediaan tersebut menyumbang sejumlah besar persediaan yang tidak terjual, mobil entry-level dan segmen menengah sangat terpengaruh oleh keadaan ini. Sebaliknya, kendaraan mewah dan kelas atas tidak terlalu terpengaruh karena pelanggan mereka yang terspesialisasi namun tetap.
Dealer melakukan diskon dan promosi besar-besaran sebagai upaya untuk mengatasi peningkatan pasokan, namun upaya mereka tidak terlalu berhasil. Menurut laporan, dalam upaya menarik klien, beberapa ruang pamer kini berkonsentrasi untuk menyediakan lebih banyak layanan dan masa garansi lebih lama. Dealer yang berusaha mencapai sasaran penjualan menghadapi tantangan di pasar meskipun telah melakukan upaya ini.
Prospek Masa Depan: Akankah Penjualan Pulih?
Karena permasalahan jangka pendek dan jangka panjang, masa depan industri otomotif India masih belum jelas. Menurut para analis, penurunan penjualan mungkin akan berlangsung lama hingga kuartal fiskal mendatang kecuali ada penurunan harga mobil atau perbaikan kondisi perekonomian. Inventaris yang tidak terjual berdampak pada seluruh rantai pasokan, mulai dari perusahaan transportasi hingga pemasok suku cadang, selain juga menimbulkan kesulitan keuangan bagi produsen dan dealer.
Di masa depan, produsen mungkin harus beralih ke strategi produksi yang lebih fleksibel, memodifikasi output sebagai respons terhadap permintaan saat ini. Inisiatif seperti mempromosikan alternatif pembiayaan alternatif atau merilis model dengan harga lebih terjangkau juga dapat membantu meningkatkan permintaan. Ketika pemerintah dan produsen mobil terus mendorong transportasi yang lebih bersih, dorongan terhadap kendaraan listrik atau EV pun semakin meningkat. Namun, masih harus dilihat apakah peralihan ke kendaraan listrik ini akan meringankan kesulitan penjualan saat ini.
Situasi saat ini menunjukkan ketidakstabilan pasar mobil India, yang secara historis dianggap sebagai pasar paling menjanjikan di dunia. Memulihkan momentum penjualan dan membersihkan inventaris saat ini mungkin memerlukan kombinasi periklanan yang berfokus pada konsumen, manajemen inventaris, dan penyesuaian harga yang disengaja, menurut pakar industri.