Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Sam Altman mengatakan 'Pratinjau OpenAI o1 sangat cacat', sehingga menyoroti tantangan yang dihadapi model tersebut. Peluncuran pratinjau O1 OpenAI telah menciptakan kegembiraan dalam industri teknologi, namun masih jauh dari sempurna. CEO OpenAI Sam Altman baru-baru ini berbagi wawasan tentang pengembangan model tersebut, mengakui ketidaksempurnaannya sekaligus menyoroti potensinya.
Dalam wawancara baru-baru ini, Altman merefleksikan perjalanan OpenAI, dengan menyatakan bahwa produk pertama perusahaannya, GPT-3, pada awalnya bukanlah sesuatu yang mereka banggakan. Meskipun GPT-3 mendapat perhatian, tim mengidentifikasi keterbatasannya, yang menyebabkan rilis akhirnya GPT-3.5, ChatGPT, dan akhirnya GPT-4. Altman mencatat bahwa kemajuan perusahaan tidak terletak pada perbaikan bertahap namun pada upaya mencapai terobosan yang dapat bermanfaat bagi umat manusia dalam jangka panjang.
Misi OpenAI lebih dari sekadar memperbaiki masalah yang mendesak. Altman menekankan bahwa perusahaan sering kali terjebak dalam fokus membuat produk “tidak terlalu jelek” dibandingkan berupaya menciptakan inovasi yang lebih inovatif. Perusahaan berkomitmen terhadap kemajuan jangka panjang, untuk mengubah cara kecerdasan buatan diintegrasikan ke dalam masyarakat.
O1: Dalam Tahap Awal Perkembangan
Sam Altman mengatakan 'OpenAI o1-preview sangat cacat', yang mencerminkan pemahaman perusahaan atas kekurangannya. Altman membandingkan pratinjau O1 baru dengan GPT-2, yang menunjukkan bahwa model tersebut masih dalam tahap pengembangan awal. Meskipun model tersebut sudah menunjukkan potensi, Altman mengakui bahwa masih banyak ruang untuk pertumbuhan. Dia meyakinkan pengguna bahwa perbaikan signifikan akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang, seiring peralihan OpenAI dari pratinjau O1 ke rilis penuh.
Model pratinjau O1 memiliki keterbatasan penting. Saat ini tidak memiliki fitur seperti dukungan gambar, penjelajahan web, dan pengunggahan file. Saat ini, pengguna harus memasukkan perintah berbasis teks agar model dapat menghasilkan respons. Artinya, meskipun pratinjau O1 dapat memecahkan masalah matematika yang rumit, pratinjau tersebut tidak dapat memproses masukan visual, sebuah fitur yang tersedia di model tingkat lanjut lainnya.
O1 vs.GPT-4
Perbandingan antara pratinjau O1 dan GPT-4 telah muncul di media, tetapi Altman menyoroti bahwa kedua model tersebut memiliki tujuan yang berbeda. O1 secara khusus ditujukan bagi pengguna yang memerlukan kemampuan penalaran tingkat lanjut untuk memecahkan masalah kompleks di berbagai bidang seperti pengkodean, matematika, dan penelitian ilmiah. Sebaliknya, GPT-4 masih lebih mampu melakukan tugas sehari-hari.
Kelemahan lain model pratinjau O1 adalah waktu responsnya yang lebih lambat. OpenAI menyatakan bahwa model ini dirancang untuk “berpikir sebelum menjawab,” yang mencerminkan proses manusia dalam mempertimbangkan masalah dengan cermat sebelum menawarkan solusi. Meskipun hal ini dapat meningkatkan kualitas respons, hal ini menyebabkan kinerja lebih lambat dibandingkan model lainnya.
Melihat ke Depan
Seiring kemajuan pengembangan AI, Sam Altman mengatakan 'Pratinjau OpenAI o1 sangat cacat'. Namun, OpenAI telah memperjelas bahwa model pratinjau O1 hanyalah permulaan. Dengan pembaruan di masa depan yang menjanjikan peningkatan kinerja dan lebih banyak fitur, pengguna dapat mengharapkan versi yang jauh lebih baik dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun masih dalam proses, O1 menandai langkah signifikan menuju tujuan perusahaan dalam membangun sistem AI yang dapat memecahkan masalah kompleks dan mendorong kemajuan umat manusia.
Bersamaan dengan pratinjau O1, OpenAI telah memperkenalkan O1-mini, versi model yang lebih kecil dan lebih terjangkau. O1-mini 80% lebih murah dan dirancang untuk pengembang yang membutuhkan kemampuan pengkodean tingkat lanjut namun tidak memerlukan keterampilan penalaran yang lebih luas seperti pratinjau O1. Pratinjau O1 dan O1-mini kini tersedia untuk pengguna ChatGPT Plus dan Tim, dengan batas pesan yang ditetapkan untuk setiap model.
Detail Harga
Pratinjau O1 OpenAI hadir dengan harga yang lebih tinggi daripada GPT-4, dengan biaya per 1 juta token masukan ditetapkan sebesar $15, dibandingkan dengan GPT-4 yang sebesar $5. Perbedaan harga ini mencerminkan kemampuan penalaran khusus O1. Di India, biaya untuk mengakses pratinjau O1 adalah sekitar INR 1.260 untuk 1 juta token masukan, dibandingkan dengan INR 420 untuk GPT-4.
Langganan ChatGPT Plus, yang memberikan akses ke model ini, dihargai $20 per bulan, atau sekitar INR 1,650 di India.
Baca Juga: Visa Akan Mengakuisisi Featurespace, Memperluas Alat Perlindungan Penipuannya.