Miliarder dan maestro teknologi asal Korea Selatan Kim Beom-su, pendiri raksasa internet Kakao, ditangkap pada hari Selasa karena diduga memanipulasi saham SM Entertainment. Kakao mengakuisisi saham pengendali di perusahaan K-pop terkemuka ini tahun lalu. Penangkapan ini merupakan perkembangan besar dalam konflik perusahaan berisiko tinggi yang melibatkan tokoh-tokoh penting dalam industri K-pop.
Pendiri Kakao, perusahaan internet besar Korea Selatan, ditangkap minggu ini atas dugaan manipulasi saham. Kim Beom-su, seorang maestro teknologi miliarder, dituduh menggelembungkan harga saham SM Entertainment, sebuah agensi K-pop yang saham pengendalinya diakuisisi Kakao tahun lalu. Penangkapan ini menandai perubahan signifikan dalam pertikaian bisnis yang rumit yang melibatkan pemain-pemain kuat di industri musik pop Korea.
Penyangkalan Kim atas Kesalahan yang Dilakukan
Menanggapi tuduhan tersebut, Kakao merilis pernyataan yang menyatakan Kim tidak bersalah, dengan mengklaim bahwa ia “tidak pernah memerintahkan atau menyetujui tindakan ilegal apa pun.” Pernyataan ini muncul setelah sebuah pertemuan di mana Kim memberi tahu para eksekutif Kakao bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. Meskipun ada penyangkalan ini, pengadilan tetap melanjutkan penangkapan, yang mencerminkan beratnya tuduhan dan penyelidikan yang sedang berlangsung.
Rincian Dugaan Manipulasi
Kasus ini berpusat pada tuduhan bahwa Kim dan eksekutif Kakao lainnya secara artifisial menaikkan harga saham SM Entertainment untuk menghalangi upaya Hybe dalam mengakuisisi perusahaan tersebut. Laporan dari Kantor Berita Yonhap menunjukkan bahwa Kakao diduga membeli saham SM senilai sekitar $173 juta (KRW 240 miliar) dengan harga di atas $86,50 (KRW 120.000), harga yang digunakan Hybe saat membeli saham dari investor SM. Manuver ini konon bertujuan untuk menggagalkan upaya pengambilalihan Hybe dengan menaikkan harga saham, sehingga Hybe kurang tertarik untuk melanjutkan upaya akuisisinya.
Dampak terhadap Kinerja Pasar Kakao
Menyusul berita penangkapan Kim, saham Kakao mengalami penurunan signifikan, anjlok 5,12% menjadi $28,11 (KRW 38.950) pada perdagangan sore hari Selasa. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor atas tantangan hukum yang dihadapi perusahaan dan potensi dampak dari tuduhan terhadap pendirinya.
Kepemilikan Saham di SM Entertainment
Kakao dan anak perusahaannya Kakao Entertainment secara kolektif memegang 40,28% saham di SM Entertainment. Kakao merupakan pemegang saham terbesar dengan 20,97%, sementara Kakao Entertainment memegang 19,31%. Meskipun memiliki saham yang signifikan, Hybe masih memiliki 12,58% saham di SM Entertainment, yang menggarisbawahi sifat kompetitif dan saling terkait dari kepentingan perusahaan ini.
Menurut Forbes, kekayaan bersih Kim Beom-su diperkirakan mencapai $3,3 miliar, menempatkannya hanya sedikit di bawah 1.000 orang terkaya di dunia. Pada bulan April, Kim berada di peringkat keenam dalam daftar orang Korea terkaya versi Forbes, dengan kekayaan sebesar $4,5 miliar saat itu. Kekayaan dan pengaruh Kim berasal dari perannya sebagai pendiri Kakao, sebuah perusahaan yang telah berkembang dari aplikasi perpesanan menjadi konglomerat internet yang komprehensif, yang sering disebut sebagai “aplikasi super”.
Kakao berawal sebagai platform pengiriman pesan yang mirip dengan WeChat di Tiongkok dan sejak itu telah berkembang menjadi layanan multiguna yang memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan teks, bergabung dengan grup daring, melakukan pembayaran, memesan bahan makanan, dan memanggil taksi. Ekspansi perusahaan ke berbagai sektor telah memperkuat kehadirannya sebagai kekuatan dominan di lanskap digital Korea Selatan. Kakao Entertainment, anak perusahaan yang dibentuk pada tahun 2021, mengoperasikan beberapa studio di bidang TV, film, musik, dan komik webtoon, dan juga memiliki Melon, layanan streaming musik terbesar di Korea Selatan.
Penangkapan Kim Beom-su menyoroti sifat transaksi perusahaan yang rumit dan sering kali menimbulkan pertentangan dalam industri K-pop yang sangat kompetitif. Sementara proses hukum akan menentukan kebenaran tuduhan tersebut, insiden tersebut menggarisbawahi pengaruh dan jangkauan Kakao dan pendirinya yang signifikan. Seiring berlanjutnya penyelidikan, dampaknya terhadap posisi pasar Kakao dan industri hiburan yang lebih luas masih harus dilihat. Hasil dari kasus ini kemungkinan akan memiliki implikasi yang luas bagi tata kelola perusahaan dan praktik pasar di Korea Selatan.